CAK MUNIR

 
Kalian pernah mendengar orang Malang bernama Munir? Ya memang banyak orang Malang yang bernama Munir, yang saya maksud adalah Munir Said Bin Thalib, atau biasa dipanggil cak munir. Belum selesai saya membaca kisahnya yang ditulis oleh Meicky Shoreamanis Panggabean, dan saya langsung mulai terkagum-kagum dengan perjuangannya untuk menegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di negeri ini. saya jadi ingat pertanyaan penulis buku ini yang menanyakan “kenapa orang baik hidupnya sebentar, sementara orang jahat diberi umur panjang” memang bagitu adanya, bukan hanya Munir yang meningal di usia muda, ada Soe Hok Gie, dia juga aktifis yang mati muda. Munir adalah seorang aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang pada zaman itu pro-Soeharto, dia mengaku sangat militan. Soeharto dalam arti kemapanan, bukan Soeharto sebagai pribadi. 

Munir lahir dari keluarga yang bukan aktifis, melainkan dari keluarga pedagang. Ibunya seorang perempuan Arab tradisional yang hidup disektor domestic, yang banyak menghabiskan waktu untuk anak dengan tingkat pendidikan yang terbatas, ibunya punya intepretasi terhadap semua hal yang terjadi dilingkungan maupun diluar. Interpretasi itu mengacu kepada sebuah nilai yang banyak mempengaruhi munir kala itu, ketika tahun 77, ada penyerangan terhadap etnis Cina di Jawa termasuk di Malang, ibunya protes-protes dan itu sangat berpengaruh terhadap pemikiran Munir. Saat munir menginjak kelas satu SMP dirinya sudah dikenalkan dengan hukum, polisi dan pembunuhan.

Munir menyaksikan seorang ibu-ibu yang tinggal tidak jauh dengan rumahnya, yang dianggap tidak waras oleh tetangga-tetangganya, munir bersama adiknya melihat seorang ibu itu terbaring dengan bersimpah darah, dengan luka tusukan obeng di perutnya, melihat kejadian itu Munir langsung lari dan menceritakan kepada kakanya dan atas saran kakanya munir melaporkan kejadian itu kepada polisi. Munir kecil adalah Munir yang nakal dan tidak terlalu pintar dibangku sekolah, Munir kecil adalah seorang anak laki-laki yang nakal dan suka berantem, bahkan Munir sering di keroyok karena kebiasaannya membela temannya yang ditindas, sejak kecil sudah tidak suka penindasan dan ketidak adilan maka dirinya sering berantem karena hal itu. Dirinya kritis terhadap apa yang dirinya lihat saat itu. Sampai pada tahun 88-89 munir menjadi seorang mahasiswa smester 5 yang mulai tertarik dengan Hak Asasi Manusia (HAM), Munir menganggap (HAM) sebagai sikap instrument yang diperjuangkan dan yang diyakininya, karena munir memang sejak kecil sudah tidak respect terhadap penindasan.

Puncaknya saat munir menginjak smester akhir dirinya mengangkat buruh dalam penelitian untuk skirpsinya, hingga hari-hari selalu dihabiskan bersama buruh-buruh, dan mulai saat itu munir semakin mengenal kehidupan buruh, sampai munir ikut buruh yang melakukan aksi mogok kerja, munir meyaksikan buruh-buruh itu ditangap. Perjuangan munir dalam menegakan Hak Asasi Manusia (HAM) dimulai saati dirinya pindah ke Jakarta, dirinya menemui banyak ketidak adilan dan militerisme yang terjadi dan melihat hal itu munir semakin tidak bisa membiarkannya dirinya bertekad untuk memperjuangkan hak-hak sebagai manusia, dalam perjalanannya munir mulai bergabung dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Dari saat itu munir semakin gencar sebagai aktifis yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia dan semakin banyak juga orang, golongan yang tidak suka terhadap apa yang dilakukan oleh munir, munir mulai mendapatkan teror-teror, rumahnya hendak di bom, ditodong dengan senjata di dada sampai motornya pernah diserempet mobil tidak dikenal.

Munir adalah orang yang berpendirian teguh dan mempunyai prinsip, dirinya tidak kalah dengan terror dan acaman, munir tetap dengan perjuangannya hingga akhirnya munir diracun arsenic dengan dosis yang bisa membunuh 3 nyawa sekaligus, disebuah kabin pesawat maskapai milik negeri sendiri 7 september 2004. Munir kini tinggal sejarah, satu dari sekian banyak orang yang kritis terhadap ketidakadilan dan akhirnya harus dibunuh dengan cara yang keji, banyak pengalaman dan ilmu yang patut diambil dan menjadi bahan untuk kita generasi muda meneruskan perjuangan untuk negeri ini.

Pondok Putih-Duabelas,April2013-Sambil nunggu nambah umur - See more at: http://nasmi7.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_13.html#sthash.mti2ZtOk.dpuf

Related Post



Posting Komentar